-->

Jadilah Mukmin yang Berpendirian

SYEIKH Muhammad al Ghazali pernah berkata dalam bukunya “Khuluqul Muslim” mengatakan;  “Apabila iman telah menyatu jiwa, hanya Allah yang paling berkuasa, segala yang maujud ini hanya makhluq belaka (mumkinul wujud). Keyakinan yang kuat dan tumbuh berkembang dengan subur, laksana mata air yang tidak pernah kering sumbernya, yang memberikan dorongan kepada pemiliknya semangat pengabdian, ibadat secara terus-menerus, mampu memikul tanggngjawab dan menanggulangi kesulitan dan bahaya yang dihadapinya. Pengabdian itu dilakukan tak mengenal lelah sampai menemui ajal tanpa ada rasa takut dan cemas.”

Marhalah Dakwah, Antara Dakwah dan Jihad

Ada sebagian orang atau kalangan yang salah dalam memahami fase dakwah atau tahapan dakwah ketika mendengar marhalah (tahapan) dakwah fase Makkah.
Kesalahfahaman ini menyebabkan membuat kesimpulan-kesimpulan yang cukup fatal dan bisa menyesatkan pemikiran seseorang yang salah dalam melihat fakta tentang tahapan dakwah yang disebut marhalah dakwah fase atau periode Makkah.


nasab nabi Muhammad saw

silsilah_0006_NEW

kisah berhikmah dan menggelikan

Abu Nawas Lolos Dari Hukuman Pancung

Karena dianggap hampir membunuh Baginda Raja, maka Abu Nawas mendapat celaka.
Dengan kekuasaan yang Absolute, Baginda memerintahkan prajurit-prajuritnya untuk langsung menagkap dan menyeret Abu Nawas untuk dijebloskan ke dalam penjara.


Marhalah Dakwah, Antara Dakwah dan Jihad
Ada sebagian orang atau kalangan yang salah dalam memahami fase dakwah atau tahapan dakwah ketika mendengar marhalah (tahapan) dakwah fase Makkah.
Kesalahfahaman ini menyebabkan membuat kesimpulan-kesimpulan yang cukup fatal dan bisa menyesatkan pemikiran seseorang yang salah dalam melihat fakta tentang tahapan dakwah yang disebut marhalah dakwah fase atau periode Makkah.
Apalagi sampai menuduh bahwa gerakan dakwah yang “mengikuti” fase dakwah Makkah sama saja dengan menghilangkan sebagain hukum-hukum Islam seperti arah kiblat Sholat, menghalalkan khamar dan bahkan menyimpulkan bahwa gerakan tersebut telah mencampakan jihad.
Padahal kita semua tahu bahwa jihad adalah sebuah aktivitas yang mulia dan merupakan sebuah kewajiban, baik bersifat fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah.
Ketika kita berbicara tentang sebuah gerakan Islam (harokah Islam) dan marhalah dakwahnya, maka harus melihat realitas dakwah dan mengkaji tentang tahapan dakwah itu sendiri.
Kita semua menyadari bahwa sebaik-baiknya uswah atau panutan adalah Rasulullah saw itu sendiri, tidak ada panutan lain yang paling baik selain daripada beliau.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab : 21).
Maka, sudah selayaknyalah kita yang mengaku muslim dan mengikuti apa yang telah beliau tinggalkan untuk kita. Dalam hal ini, pun sama dengan metode dakwah yang beliau telah lakukan sejak lebih dari 13 abad yang silam di Makkah maupun di Madinah.
Maka siapa saja yang mau dengan sungguh-sungguh dan jujur dalam mengkaji perjalanan dakwah Rasulullah sejak di Makkah hingga ke Madinah di kitab-kitab sirah nabawiyah yang muktabar maka akan kita dapati gambaran yang jelas tentang aktivitas dakwah berupa pelaku dakwahnya, target dakwah dan pelaksanaan jihad atau qital itu sendiri pada masa beliau.
Dalam sirah nabawiyah, kita bisa melihat peristiwa baiat aqobah ke II. Dimana pada baiat itu para sahabat yang kebanyakan terdiri dari penduduk dari Madinah menawarkan perang (qital) kepada kaum kafir quraysi. Namun, apa jawaban beliau? “Lam nu’mar bidzalika” (“kita belum diperintah untuk itu”) Rasulullah tidak mengatakan “Kita belum siap”!.
Artinya, belum ada perintah dari Allah swt kepada Rasulullah dan pengkutnya untuk melakukan aktivitas jihad atau perang itu sendiri. Padahal secara kekuatan, kaum muslimin sudah siap, ini ditopang oleh semangat perang dan kemampuan perang khususnya sahabat dari pihak Madinah yang memang telah bertahun-tahun hidup dalam peperangan.
Dalam sirah juga diceritakan bagaimana sikap para sahabat yang dilempari oleh kaum kafir quraysi ketika mereka mengintari ka’bah. Rasulullah saw. bersama para sahabat bersama-sama menuju ke Ka’bah dengan formasi yang belum pernah dikenal oleh orang Arab sebelumnya. Mereka berbaris dalam dua barisan yang dikepalai oleh Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Mereka ber-thawaf mengelilingi Ka’bah (lihat An Nabhani, Ad Daulah al Islamiyyah hlm 15) Setelah itu Abu Bakar As Shiddiq berpidato.
Saat itu pulalah orang-orang kafir Quraisy bereaksi keras dan melakukan tindakan kekerasan terhadap dakwah yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabat dengan cara damai. Abu Bakar sebagai juru bicara yang berpidato saat itu langsung dipukuli sempai babak belur…Abu Bakar r.a kemudian diungsikan oleh keluarganya.

sejarah valentine dan hukum merayakannya



Pada suatu pagi Desy mengejutkan teman-temannya dengan setangkai bunga merah yang ia letakkan di atas dadanya, serta merta mereka menyambutnya dengan senyuman sambil bertanya, "Dalam rangka apa ini?" Desy menjawab, "Tidakkah kalian tahu bahwa ini adalah hari kasih-sayang di

bolehkah seorang muslim mendonorkan organ tubuhnya????

Design by Blogger Templates